Terdapat beberapa parameter yang diamati terkait perhitungan
heterosis. Parameter-parameter tersebut antara lain fekunditas, jumlah telur
menetas, hatching rate, diameter telur, berat telur, jumlah larva menetas,
panjang larva menetas, berat larva menetas, jumlah larva habis kuning telur,
dan panjang larva lepas kuning telur. Setelah perhitungan parameter-parameter
tersebut akan diperoleh hasil dan dimasukkaan dalam rumus heterosis. Adapun
perhitungan Heterosis (H) dapat dihitung menggunakan rumus Tave (1986) dalam
Kristianto et al.(1998), dengan rumus:
F= (Avg Recypocal F1 Hybrid - Avg Parents)x Avg Parents / 100%
Adapun dari perhitungan
efek heterosis yang telah dilakukan dari anakan terhada indukan diperoleh bahwa
anakan memiliki kenaikan kulitas maupun kuantitas pada beberapa variabel.
Kenaikan ini diperoleh dari keunggulan masing-masing indukan. Menurut Budianto
et al. (2013), Efek heterosis bertujuan untuk mengukur keunggulan
atau kekurangan dari perkawinan secara
hibridisasi. Dalam suatu keadaan,
keturunan dapat melebihi rataan kedua tipe
tetuanya dan dalam keadaan lain keturunan
dapat melebihi rataan dari tetuanya, tetapi bukan
dari kedua tipe tetuanya. Pada umumnya heterosis
dipengaruhi oleh efek dominan, sehingga
dapat digunakan untuk menjelaskan
ekspresi fenotip hibrida yang dikontrol oleh
beberapa faktor genetik. Faktor tersebut
adalah pengaruh gen aditif. Pengaruh gen material, heterosis
individu yang dapat dinyatakan sebagai spesific
combining ability dan pengaruh epistatis.
Dari hasil yang diperoleh
menunjukkan adanya peningkatan performa pada anakan yang mungkin terjadi karena
perbaikan gen-gen dalam tubuh ikan yang mengontrol pertumbuhan, ketahanan
tubuh, dan tingkat konversi pada pakan. Menurut Sumantadinata (1999) dalam
Vrahmana et al. (2013), menyatakan seleksi individu dapat
memperbaiki karakter yang penting untuk produktifitas ikan unggul seperti
kecepatan tumbuh, daya tahan penyakit, dan lingkungan, serta tingkat konsumsi
pakan. Nilai heterosis positif dapat diartikan bahwa telah terjadi
peningkatan genetik, namun sebaliknya apabila nilai heterosis negatif maka
telah terjadi penurunan genetic kecuali food conversi ratio(FCR).
Rata2 ukuran benih
Sebelum dilakukan
perhitungan data, dilakukan pengukuran terlebih dahulu. Pengukuran bobot diukur
menggunakan alat yang sesuai dengan bobot ikan dan untuk mengukur panjang total
diukur dari ujung mulut sampai dengan ujung ekor menggunakan jangka sorong.
Menurut SNI 6140 (2009), pengukuran dilakukan dengan mengukur jarak
antara ujung mulut sampai dengan ujung sirip ekor menggunakan alat jangka
sorong atau penggaris yang dinyatakan dalam milimeter atau sentimeter. Pengukuran bobot tubuh diukur dengan menggunakan timbangan yang sesuai
dengan bobot tubuh ikan.
Berdasarkan hasil
pengukuran yang telah dilakukan, diketahui bahwa bobot benih ikan nila yang
dihitung berkisar antara 0,03-0,124 gram, sedangkan untuk panjang total
berkisar antara 0,29-1,36. Menurut pendapat dari Aryanto et al., (2010) dalam Budianto (2013), bahwa perbedaan pertumbuhan bobot tersebut
dipengaruhi oleh karakteristik organ reproduksi.
Kematangan gonad pada ikan betina berlangsung
lama dibandingkan jantan sehingga energi yang
dihasilkan oleh metabolisme tidak hanya
digunakan untuk pertumbuhan saja akan tetapi untuk
pematangan gonad. Pertumbuhan
ikan jantan lebih baik dibandingkan dengan
pertumbuhan betina karena dalam pemanfaatan
energi pertumbuhan ikan betina lebih banyak
digunakan untuk pematangan gonad. Kematangan
gonad ikan betina lebih lama sehingga energi yang
digunakan untuk pertumbuhan sedikit.
0 komentar:
Posting Komentar