EFEK HETEROSIS

Jumat, 16 Maret 2018


Terdapat  beberapa parameter yang  diamati terkait perhitungan heterosis. Parameter-parameter tersebut antara lain fekunditas, jumlah telur menetas, hatching rate, diameter telur, berat telur, jumlah larva menetas, panjang larva menetas, berat larva menetas, jumlah larva habis kuning telur, dan panjang larva lepas kuning telur. Setelah perhitungan parameter-parameter tersebut akan diperoleh hasil dan dimasukkaan dalam rumus heterosis. Adapun perhitungan Heterosis (H) dapat dihitung menggunakan rumus Tave (1986) dalam Kristianto et al.(1998), dengan rumus:

F= (Avg Recypocal F1 Hybrid - Avg Parents)x Avg Parents / 100%

            Adapun dari perhitungan efek heterosis yang telah dilakukan dari anakan terhada indukan diperoleh bahwa anakan memiliki kenaikan kulitas maupun kuantitas pada beberapa variabel. Kenaikan ini diperoleh dari keunggulan masing-masing indukan. Menurut Budianto et al. (2013), Efek heterosis bertujuan untuk mengukur keunggulan atau kekurangan dari perkawinan secara hibridisasi. Dalam suatu keadaan, keturunan dapat melebihi rataan kedua tipe tetuanya dan dalam keadaan lain keturunan dapat melebihi rataan dari tetuanya, tetapi bukan dari kedua tipe tetuanya. Pada umumnya heterosis dipengaruhi oleh efek dominan, sehingga dapat digunakan untuk menjelaskan ekspresi fenotip hibrida yang dikontrol oleh beberapa faktor genetik. Faktor tersebut adalah pengaruh gen aditif. Pengaruh gen material, heterosis individu yang dapat dinyatakan sebagai spesific combining ability dan pengaruh epistatis.
            Dari hasil yang diperoleh menunjukkan adanya peningkatan performa pada anakan yang mungkin terjadi karena perbaikan gen-gen dalam tubuh ikan yang mengontrol pertumbuhan, ketahanan tubuh, dan tingkat konversi pada pakan. Menurut Sumantadinata (1999) dalam Vrahmana et al. (2013), menyatakan seleksi individu dapat memperbaiki karakter yang penting untuk produktifitas ikan unggul seperti kecepatan tumbuh, daya tahan penyakit, dan lingkungan, serta tingkat konsumsi pakan. Nilai heterosis positif dapat diartikan bahwa telah terjadi peningkatan genetik, namun sebaliknya apabila nilai heterosis negatif maka telah terjadi penurunan genetic kecuali food conversi ratio(FCR).
Rata2 ukuran benih
            Sebelum dilakukan perhitungan data, dilakukan pengukuran terlebih dahulu. Pengukuran bobot diukur menggunakan alat yang sesuai dengan bobot ikan dan untuk mengukur panjang total diukur dari ujung mulut sampai dengan ujung ekor menggunakan jangka sorong. Menurut SNI 6140 (2009), pengukuran dilakukan dengan mengukur jarak antara ujung mulut sampai dengan ujung sirip ekor menggunakan alat jangka sorong atau penggaris yang dinyatakan dalam milimeter atau sentimeter. Pengukuran bobot tubuh diukur dengan menggunakan timbangan yang sesuai dengan bobot tubuh ikan.
            Berdasarkan hasil pengukuran yang telah dilakukan, diketahui bahwa bobot benih ikan nila yang dihitung berkisar antara 0,03-0,124 gram, sedangkan untuk panjang total berkisar antara 0,29-1,36. Menurut pendapat dari Aryanto et al., (2010) dalam Budianto (2013), bahwa perbedaan pertumbuhan bobot tersebut dipengaruhi oleh karakteristik organ reproduksi. Kematangan gonad pada ikan betina berlangsung lama dibandingkan jantan sehingga energi yang dihasilkan oleh metabolisme tidak hanya digunakan untuk pertumbuhan saja akan tetapi untuk pematangan gonad. Pertumbuhan ikan jantan lebih baik dibandingkan dengan pertumbuhan betina karena dalam pemanfaatan energi pertumbuhan ikan betina lebih banyak digunakan untuk pematangan gonad. Kematangan gonad ikan betina lebih lama sehingga energi yang digunakan untuk pertumbuhan sedikit.

0 komentar:

Posting Komentar