Pola reproduksi
cacing nipah tergolong monotelik yang memijah hanya satu kali dalam satu siklus
hidup dengan cara melepas gamet matang ke luar tubuh. Pola ini juga dijumpai
pada polychaeta monotelik lain seperti Nereis virens dan N. Diversicolor. Pola
gametogenesis polychaeta dapat dibedakan berdasarkan tempat pembentukan dan
diferensiasinya. Pola pertama gamet dihasilkan dan berdiferensiasi dalam gonad,
pola kedua gamet dihasilkan oleh sel-sel proliferasi yang kemudian akan dilepas
dan berdiferensiasi dalam selom (tanpa gonad) dan pola ketiga adalah gabungan
keduanya Cacing nipah N. rhodochorde
bersifat gonokhoristik yang memiliki satu organ kelamin pada satu individu,
berbeda dengan Cacing pandan N. hawaiiensis yang hermaprodit. N. rhodochorde tergolong polychaeta yang
tidak memiliki organ penyimpan gamet secara khusus, karakter ini sama dengan
Nereididae lain yang telah diteliti, umumnya juga tidak memiliki struktur
khusus untuk proliferasi oogonia.
Sel oosit
dilepas dan berkembang sampai matang dalam selom (extraovarian oogenesis).
Cacing jantan dan betina tidak dapat dibedakan secara morfologi. Panjang,
berat, warna, dan jumlah segmen tubuh juga tidak dapat dijadikan acuan untuk
membedakan jenis kelamin walaupun pada N. abiuma warna tubuh ventral dapat membedakan
jenis kelamin. Oosit yang terbentuk dari hasil proses oogenesis secara bertahap
mudah diamati sehingga dapat menjadi acuan untuk mengetahui pola reproduksi.
Pembentukan oosit sangat baik digunakan untuk mengetahui secara umum aspek
biologi reproduksi suatu spesies. Pada polychaeta ekstraovarian lokasi
proliferasi oosit sebelum dilepaskan ke dalam selom belum diketahui dengan
pasti. Oosit cacing nipah pada tahap awal berupa kumpulan (cluster) oosit
berwarna kuning dengan bentuk bulat dan dapat mudah dibedakan dengan sel
eleosit yang transparan. Pada individu muda masih dijumpai banyak sel eleosit
di dalam selom.
Jumlah oosit
cacing nipah berdiameter ≤40 µm pada tahap immature akan semakin berkurang pada
tahap submature dan mature. Jumlah oosit antara 40<x µm akan semakin banyak
pada tahap mature. Gamet betina dapat dibedakan secara jelas dengan gamet
jantan setelah gamet betina terpisah dari cluster dan menjadi soliter di dalam
selom dengan diameter ≥40 µm (Gambar 2a). Pada tahap immature, oosit yang telah
terpisah dari cluster mulai bertambah diameternya dan tampak inti sel yang akan
lebih jelas saat menuju maturitas. Oosit juga telah dapat dibedakan dengan sel
eleosit yang masih banyak dijumpai di antara oosit (Gambar 2a). Jumlah sel
eleosit dalam selom akan berkurang seiring dengan bertambahnya diameter oosit.
Oosit akan memasuki tahap pertumbuhan cepat sebagaimana pada Nereis
diversicolor saat sebagian besar oosit mencapai ukurun diameter 70<x.
Pada cacing
nipah jantan, lokasi proliferasi spermatogonia juga masih belum diketahui.
Tahap spermatogenesis mulai dapat diamati saat terbentuk cluster spermatogonia
. Pada tahap ini jumlah sel dalam cluster belum dapat dihitung karena
keterbatasan alat pengamatan, namun spermatogenesis cacing nipah hampir sama
dengan spermatogenesis pada Nereis sp. Jumlah sel dalam cluster pada Nereis sp.
sebanyak 132 sel, cluster selanjutnya menjadi cluster kecil dengan 64 sel.
Tahapan reduksi sel dalam cluster pada cacing nipah juga diduga sama dengan
Nereis sp. Penelitian ini hanya mendapatkan cluster telah menjadi cluster kecil
yang terdiri atas kumpulan empat sel spermatid atau tetrad spermatid. Tahap
akhir spermatogenesis adalah pembentukan spermatozoa (mature), pada tahap ini
sperma telah memisah dari tetrad yang soliter dalam cairan selom . Pada
polychaeta klasifikasi spermatozoa berdasarkan fungsi, umumnya dibagi menjadi
tiga tipe yaitu ectaquasperm, ent-aquasperm, dan introsperm. Karakter
spermatozoa cacing nipah mengarah pada tipe ect-aquasperm yang memiliki bentuk kepala
oval dan ekor yang panjang. Karakter spermatozoa, yang meliputi ukuran dan
bagian-bagian spermatozoa tidak dapat diamati menggunakan mikroskop cahaya
biasa karena ukuran spermatozoa yang sangat kecil. Pengukuran detil
ultrastruktur sangat dibutuhkan untuk memastikan klasifikasi spermatozoa cacing
nipah
0 komentar:
Posting Komentar