Untuk menjaga kualitas air kolam mas tetap baik banyak
cara yang dapat dilakukan, salah satunya adalah system resirkulasi. System
resirkulasi merupakan dalam budidaya perairan yang memanfaatkan seefisian
mungkin dengan cara nemutarnya dari satu kolam ke kolam yang lain dengan
sedemikian rupa untuk tetap menjaga kualitasnya. Apabila kualitas air dalam
proses budidaya sangatlah baik, maka kultivan yang kita budidayakan akan merasa
nyaman dan dapat tumbuh dengan cepat. Kualitas air yang baik dan sesuai dengan
kebutuhan hidup kultivan merupakan cara mendasar dalam menjaga kelulushidupan
dan pertumbuhan kultivan. Oleh karena itu kita harus memenuhi syarat dalam
mekanisme resirkulasi kultivan yang kita budidayakan.
Sistem resirkulasi ada dua jenis yakni sistem
sirkulasi tertutup yang mendaur ulang 100% air dan sistem sirkulasi semi
tertutup yang mendaur ulang sebagian air sehingga masih membutuhkan penambahan
air dari luar (Sidik, 2002). Sistem kerja dari resirkulasi adalah air dari
media pemeliharaan dialirkan melalui pipa pengeluaran air. Sistem resirkulasi
mampu mempertahankan kondisi kualitas air pada kisaran optimal Pengolahan
limbah pada sistem resirkulasi dapat dilakukan
dengaan filtrasi, filtrasi biologi dan filtrasi kimia. Teknologi ini
memiliki efesiensi yang tinggi pada lahan sempit dan ketersediaan air.
System
resirkulasi
Air
merupakan bahan yang sangat penting bagi kehidupan manusia dan fungsinya bagi
kehidupan tidak pernah dapat tergantikan. Bagi manusia air sangat dibutuhkan
terutama untuk keperluan minum, perikanan, peternakan, dan pertanian.
Persyaratan untuk masing-masing kebutuhan tersebut sangatlah berbeda. Untuk
itu, mutu air harus diperhatikan sesuai dengan fungsinya masing-masing.
Beberapa faktor dapat mempengaruhi mutu air, maka kita perlu mengetahui
beberapa parameter yang dapat dijadikan pedoman untuk mengetahui bahwa air
tersebut layak atau tidak layakkah untuk memenuhi berbagai fungsinya (untuk
kebutuhan minum, perikanan, peternakan maupun pertanian). Parameter yang dapat
digunakan berupa analisis secara fisik maupun kimia. Mempelajari manajemen kualitas air penting
untuk mengetahui cara pengelolaan air dalam upaya mempertahankan mutu suatu
perairan terutama bagi kehidupan kultivan budidaya. Pengkajian kualitas air
untuk menilai kualitas lingkungan sudah banyak dilakukan dan umumnya hanya
berdasarkan pengkajian analisis fisika-kimia (pH, oksigen terlarut, kesadahan
dan konsentrasi logam, bahan-bahan kimia yang terlarut, nutrient dan bahan
organik), sementara aspek biologi (keanekaragaman hayati dan kualitas habitat)
(Sukimin, 2007).
Sistem resirkulasi merupakan sistem yang
memanfaatkan kembali air yang sudah digunakan dengan cara memutar air secara
terus-menerus melalui perantara sebuah filter atau ke dalam wadah, sehingga
sistem ini bersifat hemat air. Oleh karena itu sistem ini merupakan salah satu
alternatif model budidaya yang memanfaatkan air secara berulang dan berguna
untuk menjaga kualitas air. Recirculation Aquaculture System merupakan teknik
budidaya yang menggunakan teknik akuakultur dengan kepadatan tinggi di dalam
ruang tertutup (indoor), serta kondisi lingkungan yang terkontrol sehingga
mampu meningkatkan produksi ikan pada lahan dan air yang terbatas.
Mekanisme system resirkulasi ikan lele
Mekanisme
resirkulasi yang baik untuk budidaya ikan mas adalah sebagai berikut :
Pipa saluran
air keluar langsung terpasang pada bagian cental drain sehingga endapan sisa -
sisa metabolisme dapat langsung terbuang dan mengalami proses filtrasi. Desain
filter yang tepat haruslah dapat menjebak dan mengendapkan kotoran secara
efektif. Secara mendasar penyaringan kotoran adalah dengan ditapis/ disaring
secara langsung dengan tekanan ( pressurized ) atau tanpa tekanan. Atau dengan
cara melambatkan aliran air sehingga kotoran kehilangan kecepatan sehingga
mengendap. Biasanya kombinasi aliran down flow (mengalir kebawah ) dan up flow
( mengalir keatas ) yang tepat cukup efektif mengendapakan kotoran.
Dalam pemilihan
komponen system filtrasi harus memperhitungkan kepadatan dan jenis ikan yang
dipelihara. Kunci keberhasilan system produksi dengan resirkulasi adalah
menggunakan komponen treatment air dengan biaya yang efektive dan efisien.
Secara ideal system resirkulasi akan menghilangkan kotoran padat, ammonia,
nitrit, CO2, dan meningkatkan kelarutan oksigen ketika air kembali ke dalam
kolam.semakin intensive budidaya, semakin sensitive ikan yang dipelihara maka
proses yang digunakan semakin lengkap. Setelah melalui proses filtrasi
dilanjutkan dengan penyinaran sinar UV. Filter sinar UV merupakan filter
tambahan yang berfungsi menghilangkan atau menyaring jasad – jasad renik yang
tidak dikehendaki, seperti bakteri parasit, jamur, virus, alga dan pathogen lainnya
dengancara menyinari sinar ultra violet berintegrasi tinggi. Sinar ultraviolet
mempunyai kemampuan dalam menonaktifkan bakteri, virus dan protozoa tanpa mempengaruhi komposisi kimia air. Absorpsi
terhadap radiasi ultraviolet oleh protein, RNA dan DNA dapat menyebabkan
kematian dan mutasi sel. Oleh karena itu, sinar ultraviolet dapat digunakan
sebagai disinfektan (Cahyonugroho, 2002). Desinfeksi dapat diartikan sebagai
upaya penghilangan atau pemusnahan mikroorganisme patogen yang bersifat
selektif sehingga tidak semua mikroorganisme dapat dimusnahkan. Hal ini berbeda
dengan sterilisasi, karena desinfeksi tidak digunakan untuk menghilangkan
mikroorganisme patogen maupun nonpatogen yang berbentuk spora. Secara umum
proses desinfeksi dapat dilakukan secara fisik dan kimiawi.
Keunggulan dari dibuatnya system resirkulasi
dalam budidaya ikan adalah:
1.
Menghemat dalam penggunaan air dan ruang.
2.
Tidak merubah kontur asli tanah.
3.
Kestabilan system dari gangguan cuaca dan lingkungan (hewan predator dan hama
serta penyakit dan lain – lain).
4.
Pengendalian budidaya sepenuhnya pada pembudidaya bukan kepada lingkungan/alam.
5.
Menaikkan efisiensi dan produktifitas denga system padat tebar (high density)
ikan budidaya.
6.
Disamping itu system resirkulasi memiliki keuntungan dapat diintegrasikan
dengan budidaya yang lain misalnya budidaya cacing sutra,daphnia,pembuatan
pupuk organic,pertanian aquaponik sehingga disebut pertanian terintegrasi
(integrated farming system).
DAFTAR PUSTAKA
Bachtiar, Y. 2006. Panduan Lengkap
Budi Daya Lele Dumbo. Agro Media. Bogor
Indrayana, Reandy,
Muh. Yusuf dan Azis Rifai. 2014. Pengaruh Arus Permukaan Terhadap Sebaran
Kualitas Air di Perairan Genuk Semarang. Jurnal Osenografi., III (4) : 651 -
659.
Mahyuddin, K. 2008. Panduan Lengkap
Agribisnis Lele. Penebar Swadaya. Jakarta.
SNI 01-6484.5-2002. 2002. Ikan Lele
Dumbo Bagian 5 Produksi Kelas Pembesaran di Kolam. http://www.perikananbudidaya.dkp.go.id/
Sukimin, S. 2007. Penggunaan Index of Biotic
Integrity (IBI) untuk Menilai Kualitas Lingkungan Perairan. J. Tek. Ling.,
VII (1) : 84 – 90.
0 komentar:
Posting Komentar