BAB
I
PENDAHULUAN
1.1.
Latar
Belakang
Sistem endokrin, dalam kaitannya dengan sistem saraf, mengontrol dan
memadukan fungsi tubuh. Kedua sistem ini bersama-sama bekerja untuk
mempertahankan homeostasis tubuh. Fungsi mereka satu sama lain saling
berhubungan, namun dapat dibedakan dengan karakteristik tertentu. Misalnya,
medulla adrenal dan kelenjar hipofise posterior yang mempunyai asal dari saraf
(neural). Jika keduanya dihancurkan atau diangkat, maka fungsi dari kedua
kelenjar ini sebagian diambil alih oleh sistem saraf. Bila sistem endokrin
umumnya bekerja melalui hormon, maka sistem saraf bekerja melalui
neurotransmiter yang dihasilkan oleh ujung-ujung saraf.
Kelenjar
endokrin ikan mencakup suatu sistim yang mirip dengan vertebrae yang lebih
tinggi tingkatannya. Namun, ikan memiliki beberapa jaringan endokrin yang tidak
didapatkan pada vertebrata yang lebih tinggi, misalnya Badan Stanius yang
memiliki fungsi sebagai kelenjar endokrin yang membantu dalam proses
osmoregulasi. Kerja hormon menyerupai kerja syaraf, yaitu mengontrol dan
mengatur keseimbangan kerja organ-organ di dalam tubuh. Namun, kontrol kerja
syaraf lebih cepat dibanding dengan kontrol endokrin. Hormon yang dihasilkan
oleh kelenjar yang berasal dari ektodermal adalah protein, peptida, atau
derivat dari asam-asam amino, dan hormone yang dihasilkan oleh kelenjar yang
berasal dari mesodermal (gonad, korteks ardenal) berupa steroid.
Hormon
dalam tubuh ada yang bekerja sepanjang hidup dan ada yang bekerja pada waktu
tertentu. Hormon yang mengatur metabolisme aktif selama manusia itu hidup.
Namun,hormon pertumbuhan hilang setelah manusia berumur 20-25 tahun. Melalui
darah,homon-hormon itu kemudian secara umum mempengaruhi jaringan-jaringan,
berbagai organ maupun sistem organ lain.beberapa hormon juga hanya memiliki
pengaruh lokal ditempat yang menghasilkannya. Dalam hubungan dengan susunan
saraf, hormon sampai batas tertentu berfungsi menjaga keseimbangan regulasi dan
bekerjanya berbagai bagian dalam tubuh. Hormon-hormon saling mempengaruhi daya
kerja masing-masing. Sebagian hormon mempengaruhi secara langsung, sebagian
lagi melalui mekanisme pembalikan hipotalamus dan hipofisis.
1.2 Perumusan Masalah
Adapun
perumusan masalah dalam makalah ini adalah :
1. Apa yang
dimaksud sistem endokrin?
2. Apa fungsi
dari sistem endokrin?
3.
Apa saja
kelenjar yang terdapat dalam Sistem
Endokrin ?
1.3 Tujuan
Tujuan penulisan makalah ini adalah untuk :
1.
Memberikan pengetahuan mengenai
sistem endokrin.
2.
Mengetahui fungsi dari sistem
endokrin
3.
Mengetahui kelenjar yang terdapat
dalam sistem Endokrin
BAB II
PEMBAHASAN
2.1.
Pengertian Sistem Endokrin
Sistem endokrin adalah sistem kontrol kelenjar tanpa saluran (ductless) yang menghasilkan hormon yang tersirkulasi di tubuh melalui aliran darah untuk mempengaruhi organ-organ lain. Hormon bertindak sebagai "pembawa pesan"
dan dibawa oleh aliran darah ke berbagai sel dalam tubuh, yang selanjutnya akan
menerjemahkan "pesan" tersebut menjadi suatu tindakan. Sistem
endokrin tidak memasukkan kelenjar eksokrin seperti kelenjar ludah, kelenjar keringat,
dan kelenjar-kelenjar lain dalam saluran
gastroinstestin.
Sistem
endokrin meliputi suatu sistem dalam tubuh manusia yang terdiri dari sejumlah
kelenjar penghasil zat yang dinamakan hormon. Kelenjar ini dinamakan 'endokrin'
karena tidak mempunyai saluran keluar untuk zat yang dihasilkannya. Hormon yang
dihasilkannya itu dalam jumlah sedikit pada saat dibutuhkan dan dialirkan ke
organ sasaran melalui pembuluh darah bercampur dengan darah. Kelenjar yang
produknya disalurkan melalui pembuluh khusus (seperti kelenjar ludah) dinamakan
kelenjar eksokrin.
2.2. Fungsi Sistem Endokrin
Beberapa fungsi sistem endokrin, yaitu :
1. Mengontrol aktivitas kelenjar tubuh
2. Merangsang aktivitas kelenjar tubuh
3. Merangsang pertumbuhan jaringan
4. Mengatur metabolisme, oksidasi, meningkatkan absorbsi glukosa pada usus
halus
5. Mempengaruhi metabolisme lemak, protein, dan karbohidrat
6. Memacu pertumbuhan reproduksi dan tingkah laku.
2.3. Kelenjar yang terdapat pada
sistem endokrin
2.3.1. Kelenjar Hipotalamus
Hipotalamus
terletak di otak depan dan berfungsi penting dalam pengaturan homeostatis. Hipotalamus
menyekresikan hormon-hormon yang mengatur aktivitas dari kelenjar
hipofisis(pituitari). Hormon yang dikeluarkan oleh hipotalamus merupakan
sekresi dari sel-sel neurosekretori.
Hormon dan Fungsi hormon dari hipotalamus
No
|
Hormon yang Dihasilkan
|
Fungsi
|
1.
|
Hormon penggiat kortikotropin atau Corticotrophic Releasing Factor (CRF)
|
Merangsang lobus anterior hipofisis agar
mensekresi Ardrenocorticotrophic
Hormone ( ACTH )
|
2.
|
Hormon penggiat hormon tumbuh atau Growth Hormone Factor ( GRF )
|
Merangsang pengeluaran hormon tumbuh
Somatotrophic Hormone ( STH )
|
3
|
Hormon penggiat tirotrofik Thyrotrophic Releasing Faktor ( TRT )
|
Merangsang lobus anterior hipofisis
mensekresi thyroiding stimulating
hormone (TSH)
|
4
|
Hormon penggiat hormon FSH atau follice stimulating hormon releasing
factor (FRF)
|
Merangsang lobus anterior mensekresi
FSH (follice stimulating hormone)
|
5
|
Hormon penggiat hormon LH atau LRF (Luteinizing Hormon Releasing Factor)
|
Merangsang lobus anterior mensekresi
LH (Luteinizing Hormone)
|
2.3.2. Kelenjar pituiri atau
hipofisis
Terletak di dasar otak
besar. Meskipun ukuran kelenjar ini sangat kecil namun memegang peranan yang
sangat penting dalam koordinasi kimia tubuh. Kelenjar ini sering disebut “ master
of glands ” atau “ Kelenjar raja ” karena sekresinya digunakan untuk mengontrol
kegiatan kelenjar endokrin lainnya. Artinya, Kelenjar endokrin lain baru
mensekresi hormon setelah mendapatkan kiriman hormon dari kelenjar hipofisis.
Kelenjar hipofisis terdiri dari tiga lobus
yaitu :
a. Lobus anterior ( depan )
Hipofisis bagian anterior disebut adenohipofisis. Hormon dan fungsinya yang
dihasilkan hipofisis anterior :
Hormon yang dihasilkan
|
Fungsi
|
Hipofisis anterior:
Somatotrophic Hormone
(STH) atau hormon pertumbuhan
|
Mengendalikan
pertumbuhan tubuh. kelebihan hormon ini mengakibatkan pertumbuhan raksasa dan
kekurangan dapat mengakibatkan kekerdilan.
|
Thyrotrophic Hormone
(TH) atau hormon perangsang tiroid
|
Mengendalikan kegiatan
kelenjar tiroid untuk menghasilkan hormon tiroksin.
|
Adrenocorticotrophic
Hormone (ACTH)
|
Mengendalikan kegiatan
kelenjar adrenal dalam menghasilkan hormon glukokortikoid.
|
Follicle Stimulating
Hormone (FSH) berarti hormon perangsang pembentuk folikel
|
Wanita : mengatur
perkembangan ovarium, berpengaruh terhadap pemasakan folikel (calon pembentuk
gamet)
Pria : mengatur
perkembangan testis dan spermatogenesis
|
Luteinizing Hormone
(LH)
|
Wanita : mempengaruhi
terjadinya ovulasi dan membentuk korpus luteum (badan kuning, pada pembentukan
ovum) dari folikel pada ovarium
Pria : mengatur
sekresi dari hormon testosteron dan aldosteron pada testis
|
Hormon Prolaktin (PRL)
|
Mempengaruhi
pertumbuhan kelenjar air susu dan memelihara korpus luteum, dan mengatur
produksi hormon progesteron yang dikeluarkan korpus luteum
|
Hipofisis bagian
tengah:
Melanocyte Stimulating
Hormone (MSH)
|
Mensintesis melanin
(pigmen warna)
|
Hipofisis Posterior :
Antidiuretic Hormone
(ADH)
|
Mencegah pengeluaran
urine terlalu banyak, menimbulkan kontraksi otot usus, kandung kemih, kantong
empedu, menyempitkan pembuluh darah.
|
Oksitosin
|
Mempengaruhi
pengeluaran air susu, kontraksi uterus pada saat melahirkan, membantu
transpor sperma, memperngaruhi pengeluaran hipofisis anterior.
|
b. Intermediet ( Tengah )
Hipofisis bagian tengah hanya aktif di masa bayi dan menghasilkan hormon
melanocyte stimulating hormone (MSH) yang berfungsi untuk mensintesis melanin.
Melanin adalah pigmen kulit yang memberi warna hitam pada kulit. Jadi, jika
hormon ini tidak diproduksi, kulit akan kekurangan pigmen.
c. Posterior ( belakang )
Hipofisis bagian posterior disebut neurohipofisis. Lobus posterior dari
kelenjar hipofisis mengahsilkan dua jenis hormon, yaitu hormon antidiuretik
(ADH) dan hormon oksitosin.
Produksi hormon secara berlebihan di sebut hiperfungsi atau hipersekresi.
Pada masa pertumbuhan (remaja)akan mengakibatkan pertumbuhan yang luar biasa
gigantisme. Bila kelainan ini terjadi
setelah masa pertumbuhan akan mengakibatkan akromegali yaitu pertumbuhan hanya
terjadi pada ujung-ujung tulang pipa misalnya ujung tulang jari dan dagu.
Produksi
hormon yang kurang dari normal disebut hipofungsi,mengakibatkan pertumbuhan
terhambat atau terjadi manusia kerdil.
2.3.3.
Kelenjar Pineal (Epifise)
Terletak pada otak tengah. Kelenjar ini
menghasilkan hormon melatonin. Kelenjar pineal di duga membantu mengatur proses
fisiologi siang dan malam sehingga mempengaruhi pola tidur, selera makan dan
suhu tubuh. Kelenjar ini memiliki ukuran sebesar kacang ercis.
2.3.4.
Kelenjar Tiroid
Kelenjar tiroid terletak di leher sebelah
kanan kiri trakea. Kelenjar ini menghasilkan hormon tiroksin, triodotironin,
serta kalsitonin. Fungsi hormon ini cukup luas. Kelenjar gondok banyak
mengandung pembuluh darah.
Bila kelebihan hormon
ini pada orang dewasa dapat mengakibatkan penyakit gondok
eksoftalmu.tanda-tanda penyakit ini adalah mata menonjol,mudag gugup,denyut
nadi bertambah,mata lebar,nadi dan nafas cepat serta tidak teratur,dan
insomnia.Selain nafsu makan meningkat tetapi di iringi menurunnya berat badan
karena meningkatnya metabolisme dan gangguan pencernaan.
Kekurangan hormon
tiroksin pada masa kanak-kanak dapat menyebabkan kretinisme,yaitu terjadinya
pertumbuhan kerdil dan kemunduran mental.kekurangan hormon tiroksin pada orang
dewasa mengakibatkan mixudema,dengan gejala proses metabolisme menurun,berat
tubuh bertambah,gerakan lamban,berpikir dan berbicara lambat,kulit tebal,dan
rambut rontok.Tiroksin mengandung banyak iyodin. Kekurangan iyodin dalam waktu
lama dapat mengakibatkan pembengkakankelenjar tiroid. Pembengkakan ini terjadi
karena kelenjar harus berkerja keras agar produksi tiroksin terjamin akibatnya
kelenjar kondok mengembang dan munculah menyakit gondok (Goiter). Penyakit ini
ditandai dengan adanya pembengkakan di daerah leher penderita.
2.3.5.
Kelenjar Anak gondok ( Paratiroid )
Di setiap sisi kelenjar tiroid terdapat
sepasang kelenjar kecil, yaitu kelenjar anak gondok atau parotid. Kelenjar ini
menghasilkan hormon paratiroid, yang berfungsi untuk mengatur pertukaran zat
kapur dan posfor dalam darah.
Kekurangan hormon ini
mengakibatkan tetanus dengan gejala kejang pada tangan dan kaki, gelisah, sukar
tidur, dan kesemutan. Apabila kelenjar ini berkerja terlalu berlebihan
mengakibatkan kalsium dan fosfor dalam tulang di keluarkan dan dimasukan
kembali kedalam serum darah. Akibatnya tulang penderita mudah sekali patah dan
di dalam urine banyak mengandung kapur dan fosfor, sehingga dapat menimbulkan
batu ginjal dan kegagalan ginjal.
2.3.6.
Kelenjar anak Ginjal ( Adrenal )
Terletak di kutub sebelah atas setiap ginjal.
Kelenjar ini terdiri atas 2 bagian, yaitu sebelah luar berwarna kekuningan yang
di sebut korteks dan sebelah dalam di sebut medula.
Hormon – hormon pada kelenjar adrenal
Nama Kelenjar
|
Hormon
|
Fungsi Hormon
|
Adrenal
(medula)
|
Adrenalin ( Epinefrin
)
|
Mempercepat kerja jantung, menaikan tekanan darah,
mempercepat perubahan glikogen menjadi glukosa pada hati, menaikan gula
darah, dan mengubah glikogen menjadi asam laktat pada otot.
|
Noradrenalin
(Norepinefrin)
|
Menurunkan tekanan darah dan denyut
jantung. Biasanya adrenalin dan noradrenalin berkerja antagonis.
|
|
Adrenal
(Korteks)
|
Glukokortikoid
(Kortisol,kortikosteron)
|
Menurunkan metabolisme hidrat arang dan
lemak, meningkatkan metabolisme protein dan lemak serta mengurangi kekebalan.
|
Mineral Kortikoid
(Aldosteron)
|
Regulasi Na+ dan K +,
meningkatkan metabolisme hidrat arang, menahan Na+ dan Cl-
dalam tubuh dan regulasi air.
|
Beberapa kelainan yang
dapat terjadi pada kelenjar adrenal adalah sindrom cushing dan penyakit addison.
Sindrom cushing merupakan penyakit yang di akibatkan karena kelebihan
glukokortikoid. Gejala – gejala dari kelainan ini antara lain, otot – otot
mengecil, osteoforosis, luka sulit sembuh dan gangguan mental. Sedangkan
penyakit addison adalah suatu penyakit akibat kekurangan sekresi hormon
glukokortikoid . Menyakit ini memiliki gejala, yaitu tekanan darah rendah dan
nafsu makan hilang. Penyakit ini dapat menyebabkan kematian pada penderita.
2.3.7.
Pankreas
Pada pankreas terdapat kelompok sel yang di
kenal sebagai Pulau langerhans. Pulau ini berfungsi sebagai kelenjar endokrin
yang menghasilkan hormon insulin dan glukagon. Hormon insulin ini di hasilkan
dari sel Beta yang mempunyai fungsi untuk mengubah gula darah menjadi glikogen pada hati dan otot lurik.
Kekurangan hormon ini
akan mengakibatkan gula darah tidak dapat di ubah menjadi glikogen. Sehingga
mengakibatkan timbulnya penyakit diabetes melitus. Sedangkan hormon glukagon di
hasilkan dari sel alfa yang berfungsi menaikan gula darah dengan mengubah
glikogen menjadi glukosa.
2.3.8.
Kelenjar Kelamin
a. Ovarium
Ovarium berbentuk
seperti buah kenari yang terletak di kanan kiri uterus. Selain menghasilkan
ovum, ovarium juga menghasilkan hormon. Ada 2 macam hormon yang di hasilkan
yaitu estrogen dan progesteron.
1.
Estrogen dihasilkan oleh
folikel graaf. Pembentukan estrogen di rangsang
oleh FSH. Fungsi hormon ini adalah
merangsang pertumbuhan ciri – ciri kelamin sekunder pada wanita dan perilaku
seksual.
2. Progesteron, dihasilkan oleh
korpus luteum.Pembentukan progesteron di rangsang oleh LH. Berfungsi mengatur
pertumbuhan ari – ari ( placenta ), menghambat produksi FSH oleh hipofisis,
bersama laktogen berfungsi memperlancar produksi air susu, mengatur pertumbuhan
endometrium dan pembuluh darah dari diding rahim.
b. Testis
Testis adalah organ
reproduksi laki – laki, Testis terletak pada skrotum. berfungsi sebagai
penghasil spermatozoa dan hormon testosteron. Testosteron ini di rangsang oleh
LH. Sekresi hormon testosteron bertambah pada massa pubertas. Hormon ini
berpengaruh terhadap perkembangan ciri – ciri kelamin sekunder pada pria dan
perilaku seksual.
2.3.9 Kelenjar Timus
Kelenjar timus hanya
dijumpai pada anak-anak usia di bawah 18 tahun. Kelenjar timus terletak di
dekat tulang dada dan berwarna kemerah-merahan. Kelenjar timus terdiri atas dua
lobus.
Pada bayi yang baru
lahir, kelenjar ini sangat kecil dan beratnya kira-kira 10 gram atau lebih
sedikit. Ukurannya bertambah pada masa remaja mencapai 30-40 gram, kemudian
berkerut lagi. Kelenjar timus menghasilkan hormon timosin yang berfungsi
merangsang perkembangan dari limfosit T. Limfosit T berperan dalam kekebalan
tubuh.
BAB III
KESIMPULAN
Hormon adalah zat kimia
yang di hasilkan oleh kelenjar endokrin. Terdapat 9 kelenjar endokrin yang
utama yaitu, hipotalamus, hipofisis, pineal, tiroid, paratiroid, adrenal,
pankreas, kelenjar kelamin dan kelenjar timus. Hormon sangat penting bagi tubuh
makhluk hidup karena hormon – hormon inilah yang memacu pertumbuhan reproduksi,
metabolisme dan tingkah laku makhluk hidup.
DAFTAR
PUSTAKA
Gibson, john. 1995. Anatomi dan Fisiologi Modern. Jakarta. Pearce, Evelyn C., 1979. Anatomi dan Fisiologi untuk para Medis. Erlangga.
Jakarta.
0 komentar:
Posting Komentar