KELENJAR ENDOKRIN

Jumat, 16 Maret 2018


BAB I
PENDAHULUAN

1.1.            Latar Belakang

Sistem endokrin, dalam kaitannya dengan sistem saraf, mengontrol dan memadukan fungsi tubuh. Kedua sistem ini bersama-sama bekerja untuk mempertahankan homeostasis tubuh. Fungsi mereka satu sama lain saling berhubungan, namun dapat dibedakan dengan karakteristik tertentu. Misalnya, medulla adrenal dan kelenjar hipofise posterior yang mempunyai asal dari saraf (neural). Jika keduanya dihancurkan atau diangkat, maka fungsi dari kedua kelenjar ini sebagian diambil alih oleh sistem saraf. Bila sistem endokrin umumnya bekerja melalui hormon, maka sistem saraf bekerja melalui neurotransmiter yang dihasilkan oleh ujung-ujung saraf.
Kelenjar endokrin ikan mencakup suatu sistim yang mirip dengan vertebrae yang lebih tinggi tingkatannya. Namun, ikan memiliki beberapa jaringan endokrin yang tidak didapatkan pada vertebrata yang lebih tinggi, misalnya Badan Stanius yang memiliki fungsi sebagai kelenjar endokrin yang membantu dalam proses osmoregulasi. Kerja hormon menyerupai kerja syaraf, yaitu mengontrol dan mengatur keseimbangan kerja organ-organ di dalam tubuh. Namun, kontrol kerja syaraf lebih cepat dibanding dengan kontrol endokrin. Hormon yang dihasilkan oleh kelenjar yang berasal dari ektodermal adalah protein, peptida, atau derivat dari asam-asam amino, dan hormone yang dihasilkan oleh kelenjar yang berasal dari mesodermal (gonad, korteks ardenal) berupa steroid.
                   Hormon dalam tubuh ada yang bekerja sepanjang hidup dan ada yang bekerja pada waktu tertentu. Hormon yang mengatur metabolisme aktif selama manusia itu hidup. Namun,hormon pertumbuhan hilang setelah manusia berumur 20-25 tahun. Melalui darah,homon-hormon itu kemudian secara umum mempengaruhi jaringan-jaringan, berbagai organ maupun sistem organ lain.beberapa hormon juga hanya memiliki pengaruh lokal ditempat yang menghasilkannya. Dalam hubungan dengan susunan saraf, hormon sampai batas tertentu berfungsi menjaga keseimbangan regulasi dan bekerjanya berbagai bagian dalam tubuh. Hormon-hormon saling mempengaruhi daya kerja masing-masing. Sebagian hormon mempengaruhi secara langsung, sebagian lagi melalui mekanisme pembalikan hipotalamus dan hipofisis.
1.2  Perumusan Masalah
Adapun perumusan masalah dalam makalah ini adalah :
1.      Apa yang dimaksud sistem endokrin?
2.      Apa fungsi dari sistem endokrin?
3.     Apa saja kelenjar yang terdapat dalam Sistem Endokrin ?

1.3  Tujuan
Tujuan penulisan makalah ini adalah untuk :
1.       Memberikan pengetahuan mengenai sistem endokrin.
2.       Mengetahui fungsi dari sistem endokrin
3.       Mengetahui kelenjar yang terdapat dalam sistem Endokrin




BAB II
PEMBAHASAN

2.1.      Pengertian Sistem Endokrin
             Sistem endokrin adalah sistem kontrol kelenjar tanpa saluran (ductless) yang menghasilkan hormon yang tersirkulasi di tubuh melalui aliran darah untuk mempengaruhi organ-organ lain. Hormon bertindak sebagai "pembawa pesan" dan dibawa oleh aliran darah ke berbagai sel dalam tubuh, yang selanjutnya akan menerjemahkan "pesan" tersebut menjadi suatu tindakan. Sistem endokrin tidak memasukkan kelenjar eksokrin seperti kelenjar ludah, kelenjar keringat, dan kelenjar-kelenjar lain dalam saluran gastroinstestin.
            Sistem endokrin meliputi suatu sistem dalam tubuh manusia yang terdiri dari sejumlah kelenjar penghasil zat yang dinamakan hormon. Kelenjar ini dinamakan 'endokrin' karena tidak mempunyai saluran keluar untuk zat yang dihasilkannya. Hormon yang dihasilkannya itu dalam jumlah sedikit pada saat dibutuhkan dan dialirkan ke organ sasaran melalui pembuluh darah bercampur dengan darah. Kelenjar yang produknya disalurkan melalui pembuluh khusus (seperti kelenjar ludah) dinamakan kelenjar eksokrin.
2.2.      Fungsi Sistem Endokrin
            Beberapa fungsi sistem endokrin, yaitu :
1.      Mengontrol aktivitas kelenjar tubuh
2.      Merangsang aktivitas kelenjar tubuh
3.      Merangsang pertumbuhan jaringan
4.      Mengatur metabolisme, oksidasi, meningkatkan absorbsi glukosa pada usus   
      halus
5.      Mempengaruhi metabolisme lemak, protein, dan karbohidrat
6.      Memacu pertumbuhan reproduksi dan tingkah laku.
2.3.      Kelenjar yang terdapat pada sistem endokrin
2.3.1.   Kelenjar  Hipotalamus
     Hipotalamus terletak di otak depan dan berfungsi penting dalam pengaturan homeostatis. Hipotalamus menyekresikan hormon-hormon yang mengatur aktivitas dari kelenjar hipofisis(pituitari). Hormon yang dikeluarkan oleh hipotalamus merupakan sekresi dari sel-sel neurosekretori.
                            Hormon dan Fungsi hormon dari hipotalamus           
No
Hormon yang Dihasilkan
Fungsi
1.
Hormon penggiat kortikotropin atau Corticotrophic Releasing Factor (CRF)
Merangsang lobus anterior hipofisis agar
mensekresi  Ardrenocorticotrophic
 Hormone ( ACTH )
2.
Hormon penggiat hormon tumbuh atau Growth Hormone Factor ( GRF )
Merangsang pengeluaran hormon tumbuh
 Somatotrophic Hormone ( STH )
3
Hormon penggiat tirotrofik Thyrotrophic Releasing Faktor          ( TRT )
Merangsang lobus anterior hipofisis
 mensekresi thyroiding stimulating
 hormone (TSH)
4
Hormon penggiat hormon FSH atau follice stimulating hormon releasing factor (FRF)
Merangsang lobus anterior mensekresi
 FSH (follice stimulating hormone)
5
Hormon penggiat hormon LH atau LRF (Luteinizing Hormon Releasing Factor)
Merangsang lobus anterior mensekresi
LH (Luteinizing Hormone)




















2.3.2.   Kelenjar pituiri atau hipofisis
Terletak di dasar otak besar. Meskipun ukuran kelenjar ini sangat kecil namun memegang peranan yang sangat penting dalam koordinasi kimia tubuh. Kelenjar ini sering disebut “ master of glands ” atau “ Kelenjar raja ” karena sekresinya digunakan untuk mengontrol kegiatan kelenjar endokrin lainnya. Artinya, Kelenjar endokrin lain baru mensekresi hormon setelah mendapatkan kiriman hormon dari kelenjar hipofisis.
Kelenjar hipofisis terdiri dari tiga lobus yaitu :
a.                   Lobus anterior ( depan )
Hipofisis bagian anterior disebut adenohipofisis. Hormon dan fungsinya yang dihasilkan hipofisis anterior :
Hormon yang dihasilkan
Fungsi
Hipofisis anterior:
Somatotrophic Hormone (STH) atau hormon pertumbuhan
Mengendalikan pertumbuhan tubuh. kelebihan hormon ini mengakibatkan pertumbuhan raksasa dan kekurangan dapat mengakibatkan kekerdilan.
Thyrotrophic Hormone (TH) atau hormon perangsang tiroid
Mengendalikan kegiatan kelenjar tiroid untuk menghasilkan hormon tiroksin.
Adrenocorticotrophic Hormone (ACTH)
Mengendalikan kegiatan kelenjar adrenal dalam menghasilkan hormon glukokortikoid.
Follicle Stimulating Hormone (FSH) berarti hormon perangsang pembentuk folikel
Wanita : mengatur perkembangan ovarium, berpengaruh terhadap pemasakan folikel (calon pembentuk gamet)
Pria : mengatur perkembangan testis dan spermatogenesis
Luteinizing Hormone (LH)
Wanita : mempengaruhi terjadinya ovulasi dan membentuk korpus luteum (badan kuning, pada pembentukan ovum) dari folikel pada ovarium
Pria : mengatur sekresi dari hormon testosteron dan aldosteron pada testis
Hormon Prolaktin (PRL)
Mempengaruhi pertumbuhan kelenjar air susu dan memelihara korpus luteum, dan mengatur produksi hormon progesteron yang dikeluarkan korpus luteum
Hipofisis bagian tengah:
Melanocyte Stimulating Hormone (MSH)
Mensintesis melanin (pigmen warna)
Hipofisis Posterior :
Antidiuretic Hormone (ADH)
Mencegah pengeluaran urine terlalu banyak, menimbulkan kontraksi otot usus, kandung kemih, kantong empedu, menyempitkan pembuluh darah.
Oksitosin
Mempengaruhi pengeluaran air susu, kontraksi uterus pada saat melahirkan, membantu transpor sperma, memperngaruhi pengeluaran hipofisis anterior.

b.                  Intermediet ( Tengah )
Hipofisis bagian tengah hanya aktif di masa bayi dan menghasilkan hormon melanocyte stimulating hormone (MSH) yang berfungsi untuk mensintesis melanin. Melanin adalah pigmen kulit yang memberi warna hitam pada kulit. Jadi, jika hormon ini tidak diproduksi, kulit akan kekurangan pigmen.
c.                   Posterior ( belakang )
Hipofisis bagian posterior disebut neurohipofisis. Lobus posterior dari kelenjar hipofisis mengahsilkan dua jenis hormon, yaitu hormon antidiuretik (ADH) dan hormon oksitosin.
Produksi hormon secara berlebihan di sebut hiperfungsi atau hipersekresi. Pada masa pertumbuhan (remaja)akan mengakibatkan pertumbuhan yang luar biasa gigantisme. Bila kelainan  ini terjadi setelah masa pertumbuhan akan mengakibatkan akromegali yaitu pertumbuhan hanya terjadi pada ujung-ujung tulang pipa misalnya ujung tulang jari dan dagu.
            Produksi hormon yang kurang dari normal disebut hipofungsi,mengakibatkan pertumbuhan terhambat atau terjadi manusia kerdil.
2.3.3.   Kelenjar Pineal (Epifise)
 Terletak pada otak tengah. Kelenjar ini menghasilkan hormon melatonin. Kelenjar pineal di duga membantu mengatur proses fisiologi siang dan malam sehingga mempengaruhi pola tidur, selera makan dan suhu tubuh. Kelenjar ini memiliki ukuran sebesar kacang ercis.
2.3.4.   Kelenjar Tiroid
 Kelenjar tiroid terletak di leher sebelah kanan kiri trakea. Kelenjar ini menghasilkan hormon tiroksin, triodotironin, serta kalsitonin. Fungsi hormon ini cukup luas. Kelenjar gondok banyak mengandung pembuluh darah.
Bila kelebihan hormon ini pada orang dewasa dapat mengakibatkan penyakit gondok eksoftalmu.tanda-tanda penyakit ini adalah mata menonjol,mudag gugup,denyut nadi bertambah,mata lebar,nadi dan nafas cepat serta tidak teratur,dan insomnia.Selain nafsu makan meningkat tetapi di iringi menurunnya berat badan karena meningkatnya metabolisme dan gangguan pencernaan.
Kekurangan hormon tiroksin pada masa kanak-kanak dapat menyebabkan kretinisme,yaitu terjadinya pertumbuhan kerdil dan kemunduran mental.kekurangan hormon tiroksin pada orang dewasa mengakibatkan mixudema,dengan gejala proses metabolisme menurun,berat tubuh bertambah,gerakan lamban,berpikir dan berbicara lambat,kulit tebal,dan rambut rontok.Tiroksin mengandung banyak iyodin. Kekurangan iyodin dalam waktu lama dapat mengakibatkan pembengkakankelenjar tiroid. Pembengkakan ini terjadi karena kelenjar harus berkerja keras agar produksi tiroksin terjamin akibatnya kelenjar kondok mengembang dan munculah menyakit gondok (Goiter). Penyakit ini ditandai dengan adanya pembengkakan di daerah leher penderita. 

2.3.5.   Kelenjar Anak gondok ( Paratiroid )
 Di setiap sisi kelenjar tiroid terdapat sepasang kelenjar kecil, yaitu kelenjar anak gondok atau parotid. Kelenjar ini menghasilkan hormon paratiroid, yang berfungsi untuk mengatur pertukaran zat kapur dan posfor dalam darah.
Kekurangan hormon ini mengakibatkan tetanus dengan gejala kejang pada tangan dan kaki, gelisah, sukar tidur, dan kesemutan. Apabila kelenjar ini berkerja terlalu berlebihan mengakibatkan kalsium dan fosfor dalam tulang di keluarkan dan dimasukan kembali kedalam serum darah. Akibatnya tulang penderita mudah sekali patah dan di dalam urine banyak mengandung kapur dan fosfor, sehingga dapat menimbulkan batu ginjal dan kegagalan ginjal.
2.3.6.   Kelenjar anak Ginjal ( Adrenal )
 Terletak di kutub sebelah atas setiap ginjal. Kelenjar ini terdiri atas 2 bagian, yaitu sebelah luar berwarna kekuningan yang di sebut korteks dan sebelah dalam di sebut medula.
Hormon – hormon pada kelenjar adrenal
Nama Kelenjar
Hormon
Fungsi Hormon
Adrenal
 (medula)
Adrenalin ( Epinefrin )
Mempercepat kerja  jantung, menaikan tekanan darah, mempercepat perubahan glikogen menjadi glukosa pada hati, menaikan gula darah, dan mengubah glikogen menjadi asam laktat pada otot.
Noradrenalin (Norepinefrin)
Menurunkan tekanan darah dan denyut jantung. Biasanya adrenalin dan noradrenalin berkerja antagonis.
Adrenal
 (Korteks)
Glukokortikoid (Kortisol,kortikosteron)
Menurunkan metabolisme hidrat arang dan lemak, meningkatkan metabolisme protein dan lemak serta mengurangi kekebalan.
Mineral Kortikoid (Aldosteron)
Regulasi Na+ dan K +, meningkatkan metabolisme hidrat arang, menahan Na+ dan Cl- dalam tubuh dan regulasi air.
Beberapa kelainan yang dapat terjadi pada kelenjar adrenal adalah sindrom cushing dan penyakit addison. Sindrom cushing merupakan penyakit yang di akibatkan karena kelebihan glukokortikoid. Gejala – gejala dari kelainan ini antara lain, otot – otot mengecil, osteoforosis, luka sulit sembuh dan gangguan mental. Sedangkan penyakit addison adalah suatu penyakit akibat kekurangan sekresi hormon glukokortikoid . Menyakit ini memiliki gejala, yaitu tekanan darah rendah dan nafsu makan hilang. Penyakit ini dapat menyebabkan kematian pada penderita.
2.3.7.   Pankreas
 Pada pankreas terdapat kelompok sel yang di kenal sebagai Pulau langerhans. Pulau ini berfungsi sebagai kelenjar endokrin yang menghasilkan hormon insulin dan glukagon. Hormon insulin ini di hasilkan dari sel Beta yang mempunyai fungsi untuk mengubah gula darah menjadi glikogen  pada hati dan otot lurik.
Kekurangan hormon ini akan mengakibatkan gula darah tidak dapat di ubah menjadi glikogen. Sehingga mengakibatkan timbulnya penyakit diabetes melitus. Sedangkan hormon glukagon di hasilkan dari sel alfa yang berfungsi menaikan gula darah dengan mengubah glikogen menjadi glukosa.

2.3.8.   Kelenjar Kelamin
a. Ovarium
Ovarium berbentuk seperti buah kenari yang terletak di kanan kiri uterus. Selain menghasilkan ovum, ovarium juga menghasilkan hormon. Ada 2 macam hormon yang di hasilkan yaitu estrogen dan progesteron.
1.      Estrogen dihasilkan oleh folikel graaf. Pembentukan estrogen di rangsang
oleh FSH. Fungsi hormon ini adalah merangsang pertumbuhan ciri – ciri kelamin sekunder pada wanita dan perilaku seksual.
2.  Progesteron, dihasilkan oleh korpus luteum.Pembentukan progesteron di rangsang oleh LH. Berfungsi mengatur pertumbuhan ari – ari ( placenta ), menghambat produksi FSH oleh hipofisis, bersama laktogen berfungsi memperlancar produksi air susu, mengatur pertumbuhan endometrium dan pembuluh darah dari diding rahim.
b. Testis
Testis adalah organ reproduksi laki – laki, Testis terletak pada skrotum. berfungsi sebagai penghasil spermatozoa dan hormon testosteron. Testosteron ini di rangsang oleh LH. Sekresi hormon testosteron bertambah pada massa pubertas. Hormon ini berpengaruh terhadap perkembangan ciri – ciri kelamin sekunder pada pria dan perilaku seksual.
2.3.9 Kelenjar Timus
Kelenjar timus hanya dijumpai pada anak-anak usia di bawah 18 tahun. Kelenjar timus terletak di dekat tulang dada dan berwarna kemerah-merahan. Kelenjar timus terdiri atas dua lobus.
Pada bayi yang baru lahir, kelenjar ini sangat kecil dan beratnya kira-kira 10 gram atau lebih sedikit. Ukurannya bertambah pada masa remaja mencapai 30-40 gram, kemudian berkerut lagi. Kelenjar timus menghasilkan hormon timosin yang berfungsi merangsang perkembangan dari limfosit T. Limfosit T berperan dalam kekebalan tubuh.



BAB III
KESIMPULAN

                   Hormon adalah zat kimia yang di hasilkan oleh kelenjar endokrin. Terdapat 9 kelenjar endokrin yang utama yaitu, hipotalamus, hipofisis, pineal, tiroid, paratiroid, adrenal, pankreas, kelenjar kelamin dan kelenjar timus. Hormon sangat penting bagi tubuh makhluk hidup karena hormon – hormon inilah yang memacu pertumbuhan reproduksi, metabolisme dan tingkah laku makhluk hidup.



DAFTAR PUSTAKA
Gibson, john. 1995. Anatomi dan Fisiologi Modern. Jakarta. Pearce, Evelyn C., 1979. Anatomi dan Fisiologi untuk para Medis. Erlangga.
Jakarta.


0 komentar:

Posting Komentar